Kamis, 18 Agustus 2011

PERSIAPAN MENGHADAPI BULAN RAMADHAN

Ari Aji Astuti (Ummu Shofi)
Sekertaris PW

Insya Allah, beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Bulan yang penuh nerkah, rahmat, dan ampunan-Nya. Semoga Allah SWT berkenan mempertmukan kita dengannya, dan memberikan kepada kita kemampuan untuk melaksanakan ibadah yang sebaik-baiknya pada bulan tersebut. Aamin.
Allah SWT berfirman : “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”. (QS Al Baqarah: 183).
Perintah berpuasa, dan menjalankan ibadah-ibadah yang lain diberikan kepada kita, agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa. Namun demikian, mencapai predikat tersebut bukanlah hal yang mudah, maka perlu kita lakukan persiapan-persiapan yang memadai agar puasa kita tidak sekedar berhenti dari makan dan minum dan berijma’ di siang hari.
A. Persiapan-persiapan yang perlu dilakukan :
1. Persiapan Ruh dan Jasad
Dengan cara mengkondisikan diri agar pada bulan sya’ban (bulan sebelum Ramadhan) kita telah terbiasa dengan berpuasa. Sehingga kondisi ruhiyah imaniyah meningkat, dan tubuh sudah terlatih berpuasa. Dengan kondisi seperti ini, maka ketika kita memasuki bulan Ramadhan, kondisi ruh dan iman telah membaik, yang selanjutnya dapat langsung menyambut bulan ramadhan yang mulia ini dengan amal dan kegiatan yang dianjurkan.

Di sisi lain, tidak akan terjadi lagi gejolak fisik dan proses penyesuaian yang kadang-kadang dirasakan oleh orang-orang yang pertama kali berpuasa, seperti: lemah badan, demam atau panas dingin dan sebagainya.

Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita agar kita mempebanyak puasa sunnah pada bulan Sya’ban ini dengan cara memberikan contoh langsung dan aplikatif. ‘Aisyah Radhiyallahu’anha berkata :” Rasulullah saw berpuasa, sampai-sampai kami mengiranya tidak pernah meningglkannya”. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa: “Beliau melaukan pusa sunnah bulan Sya’ban sebulan penuh, beliau sambung bulan itu dengan bulan Ramadhan”. (Hadits shahih diriwayatkan oleh para ulama’ hadits, lihat Riyadhush-Shalihin, Fathul Bari, Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain)

2. Persiapan Materi
Bulan Ramadhan merupakan bulan muwaasah (bulan santunan). Sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat oleh orang yang tidak punya, manakala ia memberi kepada orang lain yang berpuasa, sekalipun hanya sebuah kurma, seteguk air atau sesendok mentega.

Rasulullah saw pada bulan Ramadhan ini sangat dermawan, sangat pemurah. Digambarkan bahwa sentuhan kebaikan dan santunan Rasulullah saw kepada masyarakat sampai merata, lebih merata ketimabng sentuhan angin terhadap benda0benda sekitarnya.

Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu-‘Anhu: “Sesungguhya Rasulullah saw saat bertemu dengan malaikat Jibril, lebih derma dari pada angin yang dilepaskan”. (HR Mutafaqun ‘Alaihi).

3. Persiapan Fikri (Persepsi)

Minimal persiapan fikri ini meliputi dua hal :
a. Mempunyai persepsi yang utuh tentang Ramdhan dan keutamaan bulan Ramdhan.
b. Dapat memanfaatkan dan mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan yang secara logis dan konkrit mengantarkannya untuk mencapai ketaqwaan.

B. KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
Terdapat banyak keutamaan bulan Ramadhan, diantaranya adalah:
1. Bulan Tarbiyah (pembinaan).
Ramadhan adalah bulan tarbiyah (pembinaan) umat. Dimana, ketika bulan Ramadhan umat dididik untuk bersabar menahan diri dari makan minum dan berjima’ disiang hari, umat dididik untuk berdisiplin menanti waktu sejak terbitnya fajar, hingga datangnya waktu berbuka,umat dididik untuk merasakan bagaimana rasanya menahan lapar dan haus, mengekang keinginan biologis memenuhi kebutuhan jasad hingga lahir rasa empati dan tenggang rasa, dsb.

2. Bulan diturunkannya Al-Qur’an

Bulan Ramadhan adalah bulan diturunka Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan tentang petunjuk itu, juga sebagai pemisah (yang haq dan yang bathil) (QS Al Baqarah: 185)
Yang artinya :
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

3. Bulan yang paling utama dan bulan penuh berkah
Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling utama dan penuh berkah. Rasulullah SAW bersabda:”Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang paling utama adalah hari Jum’at” (HR At-Thabrani)

Dari Ubaidah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah saw –pada suatu hari, ketika Ramadhan telah tiba- bersabda: Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah SWT memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan RahmatNya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan, dan Dia kabulkan do’a. Pada bulan itu Allah SWT akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah SWT”. (HR At-Thabarani).

4. Bulan Ampunan Dosa

Rasulullah saw bersabda : “Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhan ke Ramadhan, dapat menghapuskan dosa-dosa, apabila dosa-dosa besar dihindari.” (HR Muslim)

Barangsiapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena imandan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (Mutafaqun ‘Alaihi).

Apabila Ramadhan datang, maka pintu-pintu syurga dikbuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaithon-syaithon dibelenggu. (Mutafaqun ‘Alaihi).

5. Bulan dilipatgandakannya Amal Shaleh.

Rabb mu berkata: “Setiap perbuatan baik dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai yang melindungi dari api neraka. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi dari pada parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku jahil kepada seseorang diantara kamu yang tengah berpuasa, hendaknya ia katakan : “Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa”.(HR At-Tirmidzi).

C. Ancaman bagi yang membatalkan puasa Ramadhan dengan sengaja tanpa udzur
Barangsiapa yang berbuka puasa satu hari pada bulan Ramadhan tanpa udzur dan tidak pula karena sakit maka puasa setahun pun tidak akan dapat mencukupinya walaupun ia berpuasa (HR Tirmidzi, abu Daud dan Ibnu Majah)
Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahu-‘Anhu, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Artinya : ketika aku tidur, datanglah dua orang pria kemudian memegang dua lenganku, dan membawaku ke satu gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata. “Naik”. Aku katakan, “aku tidak mampu”. Keduanya berkata, “Kami akan memudahkanmu”. Akupun naik hingga sampai puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara yang keras. Akupun bertanya, “Suara apakah ini ?”. Mereka berkata, “Ini adalah teriaakn penghuni neraka”. Kemudian keduanya membawaku, ketika itu aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki di atas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka. Aku bertanya, “Siapa mereka ?” keduanya menjawab, “Meraka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka. [Riwayat An-Nasa’i dalam Al-Kubra sebagaimana dalam Tuhfatul Asyraf 4/166 dan Ibnu Hibban (no. 1800-zawaidnya) dan Al-Hakim 1/430 dari jalan Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Salim bin ‘Amir dari Abu Umamah. Sanadnya Shahih]
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita semua untuk mengisi Ramadhan yang akan datang dengan ibadah yang sebaik-baiknya. Amiin. Walloohu a’lam bishshwab.